Rabu, 24 Desember 2008
KEEGOISAN SEORANG PEROKOK
Sesaat saya sangat bersyukur. Alhamdulillah...Ya Allah, Kau telah Matikan rokok itu. Namun...kenyamanan itu kemudian terusik dengan naiknya beberapa orang penumpang yang juga merokok. Saya kesal! Dengan penuh keberanian, saya ungkapkan ketidaksukaan saya, “Maaf pak, rokoknya bisa dimatikan? Saya enggak kuat asap rokok.” Ungkapan yang menurut saya sopan tapi cukup tegas. Teman-teman saya yang sebelumnya sangat mendominasi suasana dalam kendaraan, sesaat terdiam serempak. Kaget mungkin melihat betapa beraninya saya. Haduh, kenapa semua diam? Adakah yang salah dengan tindakan saya? Biarlah, kalau bapak itu bisa egois dengan rokoknya, saya pun bisa egois dengan menghentikan kesukaannya itu.
Selama keadaan yang damai itu, tanpa ada asap rokok, saya teringat dengan semua pendapat dan pelajaran yang guru-guru saya berikan. Mengapa perokok pasif lebih beresiko daripada perokok aktif? Guru biologi saya saat kelas XI (2 SMA) mengatakan bahwa seorang perokok aktif sudah bisa memilih udara mana yang harus ia hirup. Organ pernapasan mereka sudah terbiasa dengan kondisi ruangan yang penuh dengan asap rokok. Sementara, perokok pasif tidak tahu mana udara yang bersih dan mana udara yang sudah terkena polusi.Yang dia hirup hampir 100% adalah udara polusi asapa rokok. Inilah yang membuat paru-paru menjadi rusak. Saya membenarkan pendapat itu. Saat saya masih kecil, masih suka bermanja-manja dengan ayah saya yang seorang perokok berat, saya masih merasa nyaman. Malah, asap rokok ayah menjadi hal yang menghibur saya karena bentuknya yang bermacam-macam. Tapi, sekarang, saya sangat tidak nyaman jika berdekatan dengan asap rokok. Sangat sesak. Mungkin potensi paru-paru yang berlubang sudah menjadi milik saya sekarang... ()
Sekarang, negara-negara maju sudah mulai menyadari tentang kerugian merokok. Mereka menyediakan ruang gerak yang sangat sedikit untuk perokok. Di tempat-tempat umum disediakan sebuah ruang yang hanya bisa memasukkan kepala ketika merokok. Mungkin bentuknya seperti telepon umum. Selain itu, beberapa negara sudah mulai berhenti untuk mengimpor tembakau dari negara pengekspor. Bagaimana dengan Indonesia? Yah...cukup sadarlah...tapi,kesadarannya masih sangat tipis. Pemerintah hanya mengeluarkan kebijakan SATU HARI BEBAS TEMBAKAU. Lalu, keesokan harinya? Lusa? Minggu depan? Bulan depan? Kurang lebih itu yang diungkapkan oleh guru geografi saya, masih juga saat kelas XI.
Sebenarnya, saya sangat mendukung usaha pemerintah negara-negara maju dalam mengurangi asap rokok. Tapi, muncul dilema dalam hati saya. Bagaimana nasib petani tembakau di daerah saya? Mau makan apa mereka jika semakin sedikit negara-negara pengimpor tembakau dan semakin banyak dikeluarkannya kebijakan tentang larangan merokok. Padahal, saat panen tembakau adalah momen kemamkmuran mereka. Mungkin ini menjadi tugas kita (baca: saya dan anda) untuk mencari alternatif pemanfaatan tembakau yang lain, selain rokok yang menjadi salah satu pembunuh diri perokok.
>> info : sudah ada loh yang meneliti tentang kandungan polifenol dan antioksidan tembakau. Mungkin penemuan ini bisa jadi inspirasi penelitian tembakau selanjutnya! Indonesia menunggu karya kalian!!!
Rabu, 17 Desember 2008
Terapi Metadon, Harapan Baru Penanggulangan Narkoba dan HIV-AIDS
Banyak usaha yang telah dilakukan untuk menanggulangi masalah global ini. Saat ini telah banyak lembaga-lemabaga social yang bergerak dalam usaha pencegahan dan penanggulangan yang sifatnya resmi. Akan tetapi, bukan berarti kita lantas berhenti untuk ikut serta dan berinisiatif melakukan usaha baru yang mungkin akan sangat membantu. Usaha yang kini mulai dikembangkan misalnya terapi metadon.
Terapi metadon adalah suatu usaha mengurangi dampak ketergantungan pada beberapa jenis narkoba dengan metode substitusi. Metadon memiliki sifat yang mirip dengan heroin, kodein dan morfin. Metadon memiliki jangka waktu yang lebih panjang jika dibandingkan dengan heroin,morfin dan kodein. Dalam sehari, pasien hanya perlu mengkonsumsi metadon yang berbentuk sirup satu kali saja. Dosisnya pun dapat diatur.
Dengan sifat-sifatnya tersebut, terapi metadon memiliki harapan yang baru dalam usaha penanggulangan narkoba. Para pengguna narkoba suntik secara perlahan dapat dialihkan menjadi pasien terapi metadon. Selain memutus tali penularan virus HIV, terapi metadon memiliki harapan dalam mengurangi dampak kesakitan (sakau) bagi mantan pengguna narkoba.
Selasa, 16 Desember 2008
Dimana Kita?
Subhanallah...inilah yang Allah jelaskan tentang penciptaan kita ke dunia. Dari Sulalatin min tin, sari pati tanah yang didapatkan melalui makanan yang dikonsumsi kita, baik dari hewan maupun dari tumbuhan. Kemudian, terbentuklah nutfah, sperma yang telah Allah jadikan dari sari pati tanah tadi. Ribuan sperma yang masuk ke tubuh ibu ini kemudian berjuang untuk mencapai Fi qararin makin yang akhirnya hanya satu sperma saja yang boleh menembus sel telur ibu disini, di rahim. Terjadilah pembuahan yang kemudian membentuk ‘Alaqah. Embrio ini kemudian akan berkembang menjadi mudgah, segumpal daging yang terus akan berkembang lagi hingga ia memiliki tulang dan kerangka menjadi Izam. Setelah proses yang panjang dan insyaAllah sampai bulan ke-9,kita lahir dengan sebutan Khalqan Akhara,manusia yang baru.
Alhamdulillah...tidak henti seharusnya puji syukur kepada Allah SWT karena selesainya proses panjang ini. Kita pun menjadi kenal dan akrab dengan alam yang baru, dunia. Tapi...apa kita pun kenal dengan kewajiban kita sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi sekalian alam...? Allah SWT berfirman,
“ Dan ingatlah Tuhamu berfirman kepada para malaikat,” Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.” Mereka berkata,” Apakah Engkau hendak menjadikan (khilafah) dimuka bumi itu orang yang melakukan perusakan didalamnya dan mengalirkan darah. Dan kami bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan hanya pada-Mu.” Maka Allah berfirman,”Sesungguhnya Aku Maha Tahu apa yang tidak kalian ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30).
Sadarlah kawan...Allah telah menjadikan kita sebagai wakilnya di bumi untuk memanfaatkan semua potensi yang telah Dia berikan dan tetap menjaga kelestarian alam. Tapi lihat, apa yang sudah kita lakukan pada bumi kita?
Bumi tak lagi bersih...
bumi tak lagi rindang...
tak lagi kokoh...
Tak lagi indah...
lantas,
dimana kita?
disini?
disini?
disini?
atau bersembunyi?
dimana kita???
Kamis, 11 Desember 2008
Teori Penciptaan Alam Semesta
Untuk mengawali karir saya di bidang tulis menulis blogging bertema lingkungan, saya kira ada baiknya kita kembali me-review sedikit ingatan kita tentang teori penciptaan alam semesta.
Teori yang paling saya ingat adalah teori big bang. Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk karena adanya ledakan yang amat sangat DAHSYAT sekali dari sebuah benda angkasa. Agar lebih mudah dipahami, kita ingat-ingat lagi film kartun favorit kita saat kecil dulu, Tom and Jerry. Kedua makhluk beda species ini diceritakan saling menghancurkan. Salah satu caranya adalah dengan bom. Ketika bom itu meledak, seisi rumah hancur, berhamburan dan saling menjauhi. Sama dengan cerita konyol tadi, teori big bang muncul.
Sebelum munculnya teori ini, manusia selalu mencari jawaban atas pertanyaan tentang penciptaan alam semesta. Saat teknologi mulai berkembang, seorang astronom bernama Edwin Hubble, pada tahun 1929 mengamati pergerakan planet menggunakan teleskop yang cukup besar. Beliau adalah ilmuwan pertama yang berhasil membuktikan tentang permulaan alam semesta. Beliau mendapatkan bahwa bintang-bintang bergerak saling menjauh. Berdasarkan pengamatan dan analisisnya, diperoleh kesimpulan bahwa bintang-bintang yang bergerak saling menjauhi menyebabkan alam semesta semakin luas. Berarti, jika diputar balik bintang-bintang itu bergerak saling mendekati dan menyatu menjadi sebuah titik kecil.
Kembali ke cerita Tom and Jerry,ledakan dan teori big bang. Menurut teori ini, bermilyar tahun yang lalu, alam semesta tercipta setelah adanya sebuah ledakan. Pecahan yang sangat banyak kemudian berhamburan saling menjauhi seperti isi rumah yang hancur berhamburan pada cerita tadi, yang kemudian membentuk planet, satelit dan benda angkasa lainnya.
Maha Besar Allah atas ciptaan-Nya. Dalam Al-Qur’an, teori ini dibenarkan pada firman Allah:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu bahwasannya langit dan bumi itu dahulunya adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya …. “ (QS. al-Anbiya': 30)
Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya.
Kebesaran Allah memang tidak ada yang menandingi. Di dunia ini, tidak pernah ada sebuah keteraturan setelah adanya ledakan. Akan tetapi, Allah SWT, dengan kekuasaan-Nya yang Maha Luas menjadikan alam semesta ini tetap teratur selama lebih dari 1500 tahun setelah terjadinya ledakan big bang tersebut. Subhanallah!!!
(referensi : Pesona di Angkasa Raya, karya Harun Yahya)