Spirit Of The Day

Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Karena hari ini milik kita, lakukan SATU LANGKAH KECIL untuk membuatnya berbeda dari kemarin.

Rabu, 24 Desember 2008

KEEGOISAN SEORANG PEROKOK

Kejadian ini saya alami ketika saya dalam perjalanan ke Sampang nersama teman-teman untuk mengikuti bimbel persiapan SNM-PTN, hari Minggu, 22 Desember 2008 yang lalu. Uuh...! perokok itu benar-benar menyebalkan! Saat itu, dalam mobil angkutan umum itu saya duduk di sebelah kanan, kursi kedua dari depan. Penumpang di depan saya mulai merasa bosan dengan perjalanan itu. Tak lama, ia hidupkan sebatang rokok yang akan mengurangi umurnya 2 menit itu (horah!!!). Satu hembusan asap dari hidungnya, sudah cukup membuat dada saya sesak. Saya pun meminta orang itu untuk membuka jendela untuk mengurangi banyaknya asap rokok yang harus saya nikmati. Untuk beberapa saat saya bisa merasa sedikit lega. Namun, rasa sesak itu masih ada dan....egois amat sih ini orang! Jendelanya dia tutup lagi! Mulailah sumpah serapah muncul meski tak sempat saya utarakan. Barulah beberapa saat saya tersadar, orang itu tidak tahan angin perjalanan. Orang itu ternyata masih menghormati saya, karena meskipun jendela ia tutup, rokoknya pun dia matikan.

Sesaat saya sangat bersyukur. Alhamdulillah...Ya Allah, Kau telah Matikan rokok itu. Namun...kenyamanan itu kemudian terusik dengan naiknya beberapa orang penumpang yang juga merokok. Saya kesal! Dengan penuh keberanian, saya ungkapkan ketidaksukaan saya, “Maaf pak, rokoknya bisa dimatikan? Saya enggak kuat asap rokok.” Ungkapan yang menurut saya sopan tapi cukup tegas. Teman-teman saya yang sebelumnya sangat mendominasi suasana dalam kendaraan, sesaat terdiam serempak. Kaget mungkin melihat betapa beraninya saya. Haduh, kenapa semua diam? Adakah yang salah dengan tindakan saya? Biarlah, kalau bapak itu bisa egois dengan rokoknya, saya pun bisa egois dengan menghentikan kesukaannya itu.

Selama keadaan yang damai itu, tanpa ada asap rokok, saya teringat dengan semua pendapat dan pelajaran yang guru-guru saya berikan. Mengapa perokok pasif lebih beresiko daripada perokok aktif? Guru biologi saya saat kelas XI (2 SMA) mengatakan bahwa seorang perokok aktif sudah bisa memilih udara mana yang harus ia hirup. Organ pernapasan mereka sudah terbiasa dengan kondisi ruangan yang penuh dengan asap rokok. Sementara, perokok pasif tidak tahu mana udara yang bersih dan mana udara yang sudah terkena polusi.Yang dia hirup hampir 100% adalah udara polusi asapa rokok. Inilah yang membuat paru-paru menjadi rusak. Saya membenarkan pendapat itu. Saat saya masih kecil, masih suka bermanja-manja dengan ayah saya yang seorang perokok berat, saya masih merasa nyaman. Malah, asap rokok ayah menjadi hal yang menghibur saya karena bentuknya yang bermacam-macam. Tapi, sekarang, saya sangat tidak nyaman jika berdekatan dengan asap rokok. Sangat sesak. Mungkin potensi paru-paru yang berlubang sudah menjadi milik saya sekarang... ()

Sekarang, negara-negara maju sudah mulai menyadari tentang kerugian merokok. Mereka menyediakan ruang gerak yang sangat sedikit untuk perokok. Di tempat-tempat umum disediakan sebuah ruang yang hanya bisa memasukkan kepala ketika merokok. Mungkin bentuknya seperti telepon umum. Selain itu, beberapa negara sudah mulai berhenti untuk mengimpor tembakau dari negara pengekspor. Bagaimana dengan Indonesia? Yah...cukup sadarlah...tapi,kesadarannya masih sangat tipis. Pemerintah hanya mengeluarkan kebijakan SATU HARI BEBAS TEMBAKAU. Lalu, keesokan harinya? Lusa? Minggu depan? Bulan depan? Kurang lebih itu yang diungkapkan oleh guru geografi saya, masih juga saat kelas XI.

Sebenarnya, saya sangat mendukung usaha pemerintah negara-negara maju dalam mengurangi asap rokok. Tapi, muncul dilema dalam hati saya. Bagaimana nasib petani tembakau di daerah saya? Mau makan apa mereka jika semakin sedikit negara-negara pengimpor tembakau dan semakin banyak dikeluarkannya kebijakan tentang larangan merokok. Padahal, saat panen tembakau adalah momen kemamkmuran mereka. Mungkin ini menjadi tugas kita (baca: saya dan anda) untuk mencari alternatif pemanfaatan tembakau yang lain, selain rokok yang menjadi salah satu pembunuh diri perokok.

>> info : sudah ada loh yang meneliti tentang kandungan polifenol dan antioksidan tembakau. Mungkin penemuan ini bisa jadi inspirasi penelitian tembakau selanjutnya! Indonesia menunggu karya kalian!!!

Tidak ada komentar: